Tuesday, April 11, 2017

Tradisi Nyakan Diwang? Dari daerah mana sih asalnya?


Tradisi di Bali memanglah sangat banyak, diantaranya pun ada yang ada yang aneh mungkin menurut kalian. Tetapi, diantara keanehan dan keunikan tersebut, hal itu dilakukan karena memang sudah menjadi warisan turun temurun dari nenek moyang dan sudah menjadi tradisi didaerah tersebut. Seperti halnya TRADISI NYAKAN DIWANG, pernahkan anda mendengar kalimat tersebut? Tahukah anda bagaimana prosesi berjalannya acara tersebut? yuk simak selengkapnya dibawah ini.


Buleleng adalah suatu Kabupaten yang sangat luas daerahnya, selain banyaknya wisata alam dan kuliner yang terdapat didalamnya, terdapat pula tradisi yang sangat menarik didalamnya, seperti TRADISI NYAKAN DIWANG. Berasal dari namanya yaitu Nyakan dan Diwang, kata Nyakan jika dalam bahasa Bali berarti memasak, dan Diwang berarti diluar. Jadi, Nyakan Diwang ini dapat diartikan sebagai kegiatan memasak yang dilakukan diluar pekarangan atau diluar rumah. Tradisi ini digelar pada saat Ngembak Geni, atau sehari setelah Hari Nyepi, di beberapa Desa di Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, salah satunya yaitu Desa Kayuputih.

BACA JUGA : TRADISI PERANG PANDAN DI KARANGASEM

Tradisi yang digelar ini sangatlah berbeda dengan tradisi lainnya yang ada di Bali. Pada saat Nyiperng telah berakhir, pukul 24.00 wita lampu yang menyinari seluruh rumah mulai menyala. Suasana yang sebelumnya gelap gulita dan tenang kini telah berubah menjadi terang benderang. Pada saat inilah warga mulai keluar dari rumah. Mereka sibuk menyiapkan alat masak untuk dibawa keluar rumah dan melakukan kegiatan "Nyakan Diwang". Hal tersebut dilakukan secara serempak oleh seluruh masyarakat. Anak-anak pun tidak ingin melewatkan kegiatan unik yang rutin digelar setiap tahun ini. Pada saat melakukan Tradisi Nyakan Diwang, selain ada yang sibuk menghidupkan api, ada juga yang hanya mengobrol dan bercanda dengan orang tuanya.

Saat keadaan itulah suasana dan rasa kekeluargaan mulai terasa. Antara warga satu dan warga lainnya pun saling mengunjungi, lalu bercanda gurau, dan bertegur sapa sambil menghangatkan diri didekat api yang menyala oleh kayu bakar. Selain itu, pria kalangan dewasa pun memilih untuk berjalan disekitaran desa dengan berjalan kaki. Seorang warga menjelaskan, bahwa  Tradisi Nyakan Diwang ini sudah ada dari dulu dengan turun temurun. Belum diketahui secara pasti kapan tradisi tersebut ini muncul. Meskipun demikian, masyarakat didaerahnya pun tetap rutin menjalankannya setiap tahun. ungkapnya.



Tradisi Nyakan Diwang ini sangat unik dan baik untuk diajalankan, karena selain dapat menikmatinya bersama keluarga, kita juga mendapatkan banyak hal positif bagi masyarakat yang melaksanakannya. Seperti; mendekatkan diri dengan warga lainnya, agar hubungan didalam keluarga lebih erat dan harmonis. Tetapi, karena diiringi dengan perkembangan jaman, beberapa masyarakat hanya memilih untuk menghidupkan api pada tungku yang sudah disiapkan diluar rumah pada saat pengrupukan, sementara kegiatan memasak dilakukan ditempat biasa, yaitu di dapur. Tokoh masyarakat yaitu I Wayang Suteja, mengatakan bahwa kegiatan Nyakan Diwang sudah dilakukan sejak 1950-an, yaitu pada saat dirinya masih menduduki bangku Sekolah Dasar (SD). Orang tuanya mengaku tidak mengetahui asal-muasal kemunculan Tradisi tersebut.

Selain itu, Bendesa Desa Adat Kayuputih yaitu Jero Nyoman Oka mengatakan, "Selain digunakan untuk media silahturahmi, tradisi ini juga dapat dikaitkan dengan penyucian diri. Karena pada jaman dahulu, sejumlah warga ada yang melaksanakan Nyepi di dalam pekarangan, serta ada juga yang melaksanakannya di luar pekarangan. Nah, pada saat warga yang melakukan Penyepian diluar pekarangan ini berkunjung ke warga yang melakukan kunjungan ke warga yang melakukan kegiatan di dalam pekarangan, disambut dengan api terlebih dahulu sebelum masuk kedalam rumah. Hal ini bertujuan untuk penyucian, api itu sekalian digunakan untuk memasak oleh warga. Terangnya.

Selain Tradisi Nyakan Diwang, Tradisi yang ada didaerah kalian pun harus diperhatikan dan dilestarikan agar anak dan cucu kita nanti dapat mengetahuinya. Sekian artikel mengenai TRADISI NYAKAN DIWANG, semoga dapat menambah wawasan anda, dan semoga berguna untuk kedepannya. Terima kasih telah berkunjung, mohon maaf bila ada kesalahan, baik yang disengaja maupun tidak disengaja. sekali lagi terima kasih.

0 comments:

Post a Comment

PERHATIAN!!!

SYARAT KOMENTAR :
- Tidak menambahkan link di kolom komentar !.
- Berkomentarlah dengan kata-kata yang baik dan sopan !.
- Berkomentarlah sesuai topik !.