SENI TARI
Kalian pasti tau tentang Pulau Dewata bukan? tidak hanya memiliki keindahan alam, didaerah ini juga memiliki berbagai seni yang sangat indah, mulai dari seni lukis, seni gamelan, seni tari, dan macam-macam seni lainnya. Kali ini kita akan membahas Seni Tari, nah di Bali memiliki tradisi seni tari yang sangat menarik untuk diperdalam pengetahuannya. Tercermin dari perwatakan masyarakat, seni tari dapat dibagi menjadi 3 periode, yaitu;
Periode Masyarakat Primitif
Pada jaman ini, kehidupan orang-orang di Bali terutama Agama Hindu dipengaruhi oleh keadaan alam sekitarnya. Tari-tarian jaman dahulu pun menirukan gerak-gerak alam sekitar seperti pohon ditiup angin, alunan ombak, maupun gerak-gerak binatang pada saat itu. Bentuk-bentuk gerak seperti itupun dilanjutkan dan dilestarikan hingga sekarang di dalam tari-tarian tradisional.
Periode Masyarakat Feodal
Pada masyarakat feodal perkembangan tari di Bali ditandai dengan unsur kebudayaan Hindu. Dimulai pada abad ke VII tepatnya pada pemerintahan Raja Ugra Sena di Bali. Setelah perkawinan Raja Udayana dengan Mahendradatta, yaitu ratu dari Jawa Timur pada abad ke X dan lahirnya Airlangga lalu menjadi raja di Jawa Timur, setelah itu hubungan Bali dan Jawa pun sangat erat. Setelah saat itu pula tari jaman feodal berkembang di istana dan berkembang juga dalam masyarakat yang disebabkan oleh kepentingan agama yang tidak pernah luput dari seni tari dan musik.
Periode Masyarakat Modern (1945)
Dalam masyarakat modern, dimulai sejak Indonesia merdeka tepatnya pada tahun 1945, kebudayaan seni tari jaman dahulu menjadi berkurang. Pada saat itu, banyak diciptakan tari kreasi-kreasi baru walaupun masih menyentuh beberapa unsur tradisional.
Seni Tari merupakan seni yang menggunakan gerak dasar tangan, kaki, leher, mata, kepala, dan jari. Seni tari merupakan kebudayaan leluhur yang turun temurun dari dulu hingga sekarang dan memiliki bebera fungsi, yaitu :
1. Sebagai sarana upacara.
2. Sebagai hiburan.
3. Sebagai penyalur bakat.
4. Sebagai media pendidikan.
Di Bali terdapat beberapa Tari yang sangat terkenal, dengan tradisi yang sangat menyentuh dalam tradisi jaman dahulu, tari apa sajakah itu?
Tari Baris Tunggal
Tari ini merupakan tarian yang sakral dan sering digunakan oleh umat Hindu pada saat terdapat upacara keagamaan. Tari ini disebut sakral karena dalam gerakannya membuktikan kedewasaan seorang pria serta kemahiran menjadi prajurit baik menggunakan senjata perang maupun tidak.
Tari Barong
Tari Barong merupakan tari khas Bali yang sampai sekarang menjadi kegemaran wisatawan untuk dipertunjukkan. Tari ini menggambarkan pertarungan antara kebaikan (Dharma) dengan keburukan (Adharma). Kebaikan di perankan oleh Barong, dengan wujud berkaki empat sedangkan keburukan di perankan oleh Rangda yang berwujud menyeramkan yang disertai dua taring yang runcing di mulutnya. Ada berbagai macam janis Barong, yaitu; Barong Ket, Barong Bangkal (menyerupai babi), Barong Gajah, Barong Asu, serta Barong Brutuk. Biasanya, pada saat pementasan yang digunakan untuk dipertontonkan ke wisatawan adalah Barong Ket (keket). Tarian Barong memiliki keistimewaan yang terletak pada unsur komedi dan mitologis yang diselipkan pada saat pertunjukan.
Merupakan tari tradisional yang saat ini masih berkembang di Karangasem. Awalnya, Seni Genjek merupakan suatu seni Kerawitan yang penampilannya pada setiap kesempatan tidak banyak menggunakan instrumen seperti yang terdapat pada seni kerawitan lainnya.
Tari Kecak adalah tari pertunjukan khas Bali yang diciptakan pada tahun 1930-an yang dimainkan oleh laki-laki yang dipertunjukkan oleh banyak penari laki-laki. Dipertunjukkan dengan duduk berbaris membentuk lingkaran dan mesuryak menyebutkan kata "cak" serta menaikkan kedua lengan. Tarian ini menggambarkan kisah Ramayana saat barisan kera membantu Rama bertempur melawan Rahwana. Karena berasal dari ritual sanghyang, kondisi penari akan tidak sadar, lalu melakukan komunikasi dengan Tuhan atau roh leluhur lalu menyampaikan beberapa harapan yang diinginkan.
Merupakan tari yang digunakan sebagai tari penyambutan kedatangan para tamu dan undangan dengan menebarkan bunga, serta ekspresi dari penarinya yang penuh dengan senyuman manis.
Tari Pendet diciptakan oleh dua orang seniman tari Bali yaitu; I Wayan Rindi dan Ni Ketut Reneng pada tahun 1950. Pada mulanya, tari Pendet merupakan tari yang digunakan untuk pemujaan yang banyak dilakukan di Pura. Tarian Pendet ini melambangkan penyambutan Dewa ke dunia. Menurut tradisi Bali, penari Pendet haruslah gadis yang belum menikah, karena dalam tarian tersebut mereka membawa saji-sajian suci untuk para dewa. Namun lambat-laun, seiring perkembangan zaman, para seniman Bali mengubah tari Pendet menjadi "ucapan selamat datang", walaupun tetap mengandung unsur yang sakral. Pencipta bentuk modern tari ini adalah I Wayan Rindi pada tahun 1967.
Tari ini merupakan tarian sakral yang digunakan sebagai tari persembahan kepada para dewa ialah para penari itu sendiri. Oleh karena itu, para penari Rejang harus diperankan oleh gadis-gadis yang masih suci. Para penari dituntun oleh seorang pemangku yang menari di depan, di belakang pemangku para penari Rejang berbaris menari. Para penari terkadang menggunakan kipas dalam tarian ini, irama tariannya sangat lambat serta gerakan tarinya yang sangat sederhana, sehingga hampir semua gadis Bali dapat melakukannya. Tarian ini diadakan dipura pada malam hari yang diiringi dengan gamelan semar pegulingan.
Sekian postingan ini, Semoga bermanfaat. Terima Kasih. Baca juga artikel tentang :
Wisata
Surf
Bandar Udara
Teknologi Informasi
Sekian postingan ini, Semoga bermanfaat. Terima Kasih. Baca juga artikel tentang :
Wisata
Surf
Bandar Udara
Teknologi Informasi
up
ReplyDeletebermanfaat bangett dehhh
ReplyDeletemakasi gan
ReplyDelete