Hai, pernahkah kalian mendengar kata Siwaratri? Buat yang
agama Hindu pasti udah enggak asing lagi mendengarnya. Hari raya Siwaratri
jatuh pada hari Catur Dasi Krsna Paksa Bulan Magha tepatnya Panglong ping 14
pada sasih kapitu. Pada saat Siwaratri ini umat Hindu di Bali melaksanakan
pemujaan terhadap manifestasi dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa yaitu Dewa
Siwa.
Pada hari Siwaratri ini seluruh umat Hindu memuja Dewa Siwa,
karena pada hari tersebut dipercayai sebagai Dewa Siwa melakukan Yoga, dan bagi
siapapun yang melakukan yoga semadi dengan bergadang semalaman penuh akan
mendapatkan penyucian diri, hal ini berkaitan dengan kisah Si Lubdaka.
Pelaksanaan Siwaratri dapat dijalankan dengan melakukan Brata, pelaksanaannya
dapat dibedakan menjadi beberapa kategori yang dapat dilakukan dengan kemampuan
dari orang yang akan melakukan brata tersebut.
1. Utama, melakukan :
a.
Monabrata ( berdiam diri dan tidak berbicara).
b.
Upawasa ( tidak makan dan tidak minum).
c.
Jagra (berjaga, dan tidak tidur).
2. Madya, melakukan;
a.
Upawasa (tidak makan dan tidak minum).
b.
Jagra (berjaga, dan tidak tidur).
3. Nista, yang hanya melaksanakan:
A.
Jagra (berjaga, dan tidak tidur).
Bagi umat Hindu yang ingin melaksanakan brata pada hari
Siwaratri tidak usah khawatir, karena brata dapat dipilih dan dilakukan sesuai
dengan kemampuan kita. Hal ini karena masing-masing orang mempunyai keadaan
yang berbeda, dan sesuatu apapun yang dilakukan secara terpaksa pasti hasilnya
akan buruk. Selain itu, adapun runtutan acara yang dapat dilaksanakan pada saat
hari Siwaratri ini, yaitu:
1. Meprayascita dilakukan sebagai pembersihan pikiran dan bathin.
2. Ngaturang pejati di Sanggah Surya, serta bersembahyang ke hadapan Ida Sang Hyang Surya untuk memohon kesaksian-Nya.
3. Sembahyang ke hadapan leluhur yang telah tiada, memohon bantuan dan tuntunannya.
4. Ngaturang Pejati ke hadapan Sang Hyang Siwa, yaitu banten ditempatkan pada pelinggih padma atau pada Piasan di pemerajan, serta diikuti dengan persembahyangan yang ditujukan kepada :
- Sang Hyang Siwa- Dewa SamodayaSetelah sembahyang serta nunas tirta pakuluh, dilanjutkan dengan masegeh di hadapan Sanggah Surya.
5. Setelah melakukan beberapa kegiatan tadi, dan agar kita tetap mentaati upowasa dan jagra. Upawasa berlangsung dari pagi hari pada panglong ping 14 sasih kapitu hingga besok paginya, berlangsung selama 24 jam. Setelah berlangsungnya upawasa selama 24 jam, lalu setelah 12 jamnya tepatnya pada jam 12 malam, anda sudah bisa makan nasi putih berisi garam serta minum air putih. Jagra dimulai sejak panglong ping 14 dan berakhir besok pada sore harinya pukul 18.00.
6. Melakukan persembahyangan tiga kali pada hari menjelang malam panglong ping 14 sasih kapitu, tengah malam, dan besoknya pada dini hari.
Setelah semua itu dilakukan percayalah, dosa yang anda
perbuat sebelumnya akan dikurangi. Dan jika anda mampu melakukan Utama brata,
lakukanlah, belajar sedikit demi sedikit sehingga anda merasa terbiasa dengan
melakukan brata. Sekian informasi yang saya bagikan ini, semoga bermanfaat.
sumber:
oo kenten blii
ReplyDeleteinggihh
DeleteKeren nice, backgroundnya jangan item
ReplyDeletesip, thanks gan
Deleteartikel nya bagus tapi klo bisa bg nya jgn hitam
ReplyDeleteoke, terimakasih gan
Deletejadi pengen ke bali. ceritanya bagus dan menarik
ReplyDeletesini melali gan, hehe
DeleteMantab bli ceritanya...
ReplyDeletehehe, suksma bro
DeleteGood information gan dan menambah pengetahuan ane secarayang ane suka belajar teologi
ReplyDeletesip gan
DeleteNice info nya
ReplyDeletethanks gan :)
Delete