Hai, apa kabar? semoga sehat selalu, info dong kalian tinggal di daerah mana aja nih? nah, di setiap daerah kalian pasti punya tradisi masing-masing kan? begitupun di Bali, pastilah mempunyai tradisinya masing-masing, seperti Omed-omedan, Tau kah anda, dari mana awalnya Tradisi Mageret Pandan itu? Nah, yuk simak selengkapnya dibawah ini.
BACA JUGA TRADISI MBED-MBEDAN DI DESA ADAT SEMATE, MENGWI, BADUNG
Desa Tenganan, memiliki luas kurang lebih sekitar 900 hektar, terdapat banyak keunikan yang melekat didalamnya. Salah satunya yaitu Tradisi Mageret Pandan atau Perang Pandan.Mageret Pandan dapat juga disebut dengan istilah Makere-kere, Tradisi Mageret Pandan ini dapat dikelompokkan kedalam tari sakral yang hanya bisa di pentaskan pada waktu yang sudah ditentukan. Mageret Pandan dilakukan sebagai bentuk persembahan khususnya untuk Dewa Indra, karenna upacara ini menganut ajaran Agama Hindu aliran Indra, yaitu dikenal sebagai Dewa Kemakmuran dan Dewa Perang.
Dalam pakaian, peserta dapat menggunakan kamen, selendang atau saput, udeng, dan bertelanjang dada tanpa menggunakan baju. Masing-masing peserta kan membawa seikat pandan berduri di tangan kanannya, dan lengkap dengan perisai berupa anyaman yang dibentuk dari rotan ditangan kiri. Perang ini dimulai setelah Pemangku memberikan aba-aba sebagai tanda dimulainya perang tersebut, lalu peserta akan menari-nari dan memukulkan pandan berduri kepada lawannya, lalu kedua belah pihak saling serang menyerang. Mereka akan memukul punggung lawan setelah merangkulnya terlebih dahulu. Kemudian setelah merangkulnya barulah mereka saling pukul memukul punggung lawan menggunakan daun pandan yang penuh dengan duri tajam tersebut.
Setelah Perang tersebut selesai, Luka yang disebabkan oleh pandan tersebut akan diobati oleh obat khusus yang telah disediakan oleh para daha atau pemuda dan pemudi Desa Tenganan, yaitu sebulan sebelum Tradisi Perang Pandan dilakukan. Jika duri pada pandan yang digunakan tersebut tertanam, maka hanya akan diobati dengan cuka, kunyit, dan isen untuk mempercepat pengeringan. Pada saat diobati memanglah perih, tetapi hanya bertahan beberapa menit saja. Demikianlah artikel mengenai Tradisi Mageret Pandan di Desa Tenganan, Karangasem. Jika kalian ingin melihat Perang tersebut, anda bisa datang dan menyaksikannya langsung di Desa Tenganan, Karangasem. Terimakasih telah berkunjung, dan mohon maaf bila ada kesalahan, baik yang disengaja maupun tidak.
Ngeri juga tradisinya mas,,,lebih serem dari kuda lumping didaerah saya..
ReplyDeleteIya gan, tapi melatih diri sendiri juga biar kuat, hehe
Deleteini artikel yang ane cari untuk buat tugas tentang tradisi daerah, makasi gan
ReplyDeleteterimakasih juga sudah berkunjung gan
DeleteTradisi daerah, nice kayak tradisi daerah gorontalo jaman dulu.
ReplyDeleteterimakasih atas kunjungannya^_^
Deleteiya ngeri juga , sakit ga tuh ya sesudahnya.
ReplyDeletesakit bang, tapi cuma beberapa menit setelah diobati
Deleteperang l*l*k ada gak gann ?
ReplyDeleteapa itu l*l*k?
Delete