Pada setiap penanggal pertemuan Pancawara (Umanis, Paing, Pon, Wage, Kliwon) dengan Triwara (Pasah, Beteng, Kajeng), tepatnya pertemuan antara Kajeng dengan Kliwon para manusia yang berbuat dharma akan dinilai oleh para bhuta kala, yaitu hari Kajeng kliwon, Pernahkah anda mendengar kata kajeng kliwon? jika anda berasal dari Bali dan beragama Hindu, mungkin kalian tidak akan asing lagi dengan kata tersebut. Baca Juga Artikel mengenai Pura Kahyangan Tiga di Bali.
Dewi Maya Krsna menjadi Batur Kalika yang berwajah putih kekuning-kuningan, Bajradhaksa menjadi Bhuta Ijo, dan Bajrangkara menjadi Bhuta Abang. Merekalah yang disebut Dhurga Bhucari, Bhuta Bhucari, dan Kala Bhucari.
Kajeng Kliwon adalah peringatan hari turunnya para Bhuta Kala untuk mencari orang yang tidak melaksanakan dharma agama, dan pada hari itu pula para bhuta muncul untuk menilai manusia yang telah melaksanakan dharma. Dalam hari kajeng kliwon, kita sering melihat orang-orang yang beragama Hindu di Bali menghaturkan segehan panca warna yang merupakan wujud rasa bhakti dan srada terhadap Ida Sang Hyang Widhi wasa yang telah mengembalikan alam niskala dari alam bhuta menjadi dewa yang penuh sinar. Sebagian besar orang menyatakan pada saat malam kajeng kliwon sering dianggap sebagai malam sangkepnya leak yang pada umumnya sebagaimana disebutkan. Pada malam kajeng kliwon tersebut, roh-roh jahat maupun shakta aji pangleakan akan berkumpul di Pura Dalem, Pura Prajapati, atau di Kuburan untuk mengadakan puja bakti bersama untuk memuja Dewa Siwa, Dewi Durgha, dan Bhairawi. Pada saat kajeng kliwon ini, disebutkan agar melakukan upacara yadnya yang hampir sama dengan upacara Keliwon biasanya, tetapi segehan-segehan yang digunakan bertambah dengan nasi kepel panca warna, yaitu :
- Merah
- putih
- hitam
- kuning
- brumbun
Dengan tetabuhannya yang berupa tuak/arak berem, dibagian atas di ambang pintu gerbang harus dihaturkan segehan yang dipersembahkan kepada Sang Tiga Bhucari, yaitu:
- Sang Butha Bhucari
- Sang Kala Bhucari
- Sang Dhurga Bhucari
Dengan adanya upacara yang dilakukan pada saat kajeng kliwon ini, dengan penuh harap baik sekala maupun niskala agar dunia ini tetap menjadi seimbang.
Nah, dari cerita diatas sudah dijelaskan tentang asal muasalnya HARI RAYA KAJENG KLIWON, apakah ada yang kurang dipahami ? yuk komentar di bawah ini, jangan lupa share yaa. Matur suksma.
0 comments:
Post a Comment
PERHATIAN!!!
SYARAT KOMENTAR :
- Tidak menambahkan link di kolom komentar !.
- Berkomentarlah dengan kata-kata yang baik dan sopan !.
- Berkomentarlah sesuai topik !.