Tuesday, March 14, 2017

Napi Makna Hari Raya Siwaratri?

Hai, pernahkah kalian mendengar kata Siwaratri? Buat yang agama Hindu pasti udah enggak asing lagi mendengarnya. Hari raya Siwaratri jatuh pada hari Catur Dasi Krsna Paksa Bulan Magha tepatnya Panglong ping 14 pada sasih kapitu. Pada saat Siwaratri ini umat Hindu di Bali melaksanakan pemujaan terhadap manifestasi dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa yaitu Dewa Siwa. 


Pada hari Siwaratri ini seluruh umat Hindu memuja Dewa Siwa, karena pada hari tersebut dipercayai sebagai Dewa Siwa melakukan Yoga, dan bagi siapapun yang melakukan yoga semadi dengan bergadang semalaman penuh akan mendapatkan penyucian diri, hal ini berkaitan dengan kisah Si Lubdaka. Pelaksanaan Siwaratri dapat dijalankan dengan melakukan Brata, pelaksanaannya dapat dibedakan menjadi beberapa kategori yang dapat dilakukan dengan kemampuan dari orang yang akan melakukan brata tersebut.

1. Utama, melakukan : 
                a. Monabrata ( berdiam diri dan tidak berbicara).
                b. Upawasa ( tidak makan dan tidak minum).
                c. Jagra (berjaga, dan tidak tidur).

2. Madya, melakukan;
                a. Upawasa (tidak makan dan tidak minum).
                b. Jagra (berjaga, dan tidak tidur).
3. Nista, yang hanya melaksanakan:
                A. Jagra (berjaga, dan tidak tidur).

Bagi umat Hindu yang ingin melaksanakan brata pada hari Siwaratri tidak usah khawatir, karena brata dapat dipilih dan dilakukan sesuai dengan kemampuan kita. Hal ini karena masing-masing orang mempunyai keadaan yang berbeda, dan sesuatu apapun yang dilakukan secara terpaksa pasti hasilnya akan buruk. Selain itu, adapun runtutan acara yang dapat dilaksanakan pada saat hari Siwaratri ini, yaitu:
1. Meprayascita dilakukan sebagai pembersihan pikiran dan bathin. 
2. Ngaturang pejati di Sanggah Surya, serta bersembahyang ke hadapan Ida Sang Hyang Surya untuk memohon kesaksian-Nya. 
3. Sembahyang ke hadapan leluhur yang telah tiada, memohon bantuan dan tuntunannya. 
4. Ngaturang Pejati ke hadapan Sang Hyang Siwa, yaitu banten ditempatkan pada pelinggih padma atau pada Piasan di pemerajan, serta diikuti dengan persembahyangan yang ditujukan kepada :
- Sang Hyang Siwa- Dewa Samodaya
Setelah sembahyang serta nunas tirta pakuluh, dilanjutkan dengan masegeh di hadapan Sanggah Surya.

5. Setelah melakukan beberapa kegiatan tadi, dan agar kita tetap mentaati upowasa dan jagra. Upawasa berlangsung dari pagi hari pada panglong ping 14 sasih kapitu hingga besok paginya, berlangsung selama 24 jam. Setelah berlangsungnya upawasa selama 24 jam, lalu setelah 12 jamnya tepatnya pada jam 12 malam, anda sudah bisa makan nasi putih berisi garam serta minum air putih. Jagra dimulai sejak panglong ping 14 dan berakhir besok pada sore harinya pukul 18.00.  
6. Melakukan persembahyangan tiga kali pada hari menjelang malam panglong ping 14 sasih kapitu, tengah malam, dan besoknya pada dini hari.

Setelah semua itu dilakukan percayalah, dosa yang anda perbuat sebelumnya akan dikurangi. Dan jika anda mampu melakukan Utama brata, lakukanlah, belajar sedikit demi sedikit sehingga anda merasa terbiasa dengan melakukan brata. Sekian informasi yang saya bagikan ini, semoga bermanfaat.


sumber: 


14 comments:

PERHATIAN!!!

SYARAT KOMENTAR :
- Tidak menambahkan link di kolom komentar !.
- Berkomentarlah dengan kata-kata yang baik dan sopan !.
- Berkomentarlah sesuai topik !.