Wednesday, March 15, 2017

Tradisi Melayangan di Bali

Hai, apa kabar? semoga dalam keadaan baik, mengenai layang-layang yang merupakan tradisi di daerah Bali, mulai dari daya imajinasi untuk melahirkan ide hingga timbulnya layang-layang yang sangat kreatif dari masyarakatnya adalah suatu penghargaan yang sangat besar untuk Bali.
Bermain layang-layang atau sering disebut dengan melayangan bermula dari sebuah permainan masyarakat yang sangat sederhana, Tradisi Melayangan ini telah terjadi secara turun temurun yang diwariskan oleh masyarakat di  Bali.


Saat ini melayangan masih sering dilakukan oleh masyarakat di Bali, tidak hanya anak-anak, orang dewasa pun ada yang memainkan layangan. Dibuktikan dengan banyaknya diadakan kompetisi layangan, banyak terdapat grup layangan di Bali, contohnya : Kiters Jagapati. Tradisi melayangan sangat erat kaitannya dengan cerita rare angon, dipercaya bahwa Dewa Siwa dalam manivestasinya sebagai Rare angon yang merupakan Dewa layang-layang. Pada musim layangan atau tepatnya setelah panen di sawah, Rare angon datang ke Bumi diiringi dengan tiupan seruling bertanda untuk memanggil sang angin.

Rare Angon dapat diartikan sebagai anak gembala, setelah musim panen para petani terutama anak gembala mempunyai waktu senggang yang mereka gunakan untuk senang-senang. Sambil menjaga ternaknya salah satu permainan yang sering mereka lakukan adalah bermain Layang-layang. Bagi masyarakat Bali, layang-layang mempunyai nilai ritual yang cukup tinggi dan bukan hanya benda kosong yang tak bernilai, Penduduk Bali meyakini bahwa Layang-layang mempunyai badan, Tulang serta Roh. Salah satu event yang diadakan rutin setiap tahun dan sangat antusias diikiuti oleh masyarakat Bali adalah Festival Layang-layang.

Festival layang-layang di Bali pertama kali diadakan pada tahun 1979, yang bertempat di Subak Tanjung Bungkak Denpasar. Hampir setelah seperempat abad, festival Layang-layang masih tetap mendapat sambutan yang luar biasa dari masyarakat. Tradisi Layang-layang untuk masyarakat Bali sangat dikagumi diluar Negeri, selain karena bentuknya yang khas, layang-layangan Bali juga dikenal dengan proses ritual yang menyertainya. Hingga saat ini, masyarakat Bali sudah mengenal dua jenis layang-layang, diantaranya Layang-layang Tradisional dan Layang-layang Kreasi baru.


Selain layang-layang tradisional dan kreasi, masyarakat juga mengenal Layang-layang yang dapat di adu. Layang-layang Tradisional merupakan layang-layang yang sudah menjadi tradisi di Bali. Untuk sebuah layang-layang yang akan diikutkan dalam sebuah festival, Dalam proses pembuatannya biasanya melibatkan hampia semua penduduk dalam sebuah Banjar.

Bentuk layang-layang Tradisional telah dikenal sejak jaman dulu mulai dari bentuk yang paling sederhana hingga yang paling sulit seperti sekarang. Kerangka layang-layang terbuat dari bambu yang dihaluskan serta kain yang digunakan sebagai penutup dati bambu tersebut dengan berwarna-warni, secara umum warna yang sering dijumpai adalah warna Hitam, Merah dan Putih. layang-layang Bebean, Pecukan dan janggan merupakan tiga jenis Layang-layang Tradisiolan Bali yang sudah sangat dikenal.

1.  Layangan Bebean

Be dalam Bahasa Bali berarti Ikan, layang-layang Be-bean berarti layangan yang berbentuk seekor Ikan. Pada layangan, terdapat unsur Maha pada beberapa daerah di Bali, layangan ini sering disebut "Layangan Kepes", bahkan di Desa Mengwi layangan ini disebut layangan Potongan Badung, Di wilayah sanur memiliki bebean khas daerah sanur yang memiliki beberapa perbedaan dari bebean daerah lain.


2. Layangan Pecuk 

Dengan pembuatannya yang lumayan mudah, nama layangan Pecuk diambil dari bentuk layangan ini yang mempunyai 4 sudut serta bentuknya menekuk, dalam bahasa Bali disebut Pecuk. Layangan ini sangat lincah di udara, layangan ini juga bisa menyambar nyambar layangan lain yang berada di dekatnya, jadi dibutuhkan keahlian khusus untuk dapat menerbangkannya. Layangan Pecuk dapat dibandingkan dengan Ulu Chandra yaitu Windu, ini merupakan Wijaksana simbol Hyang Widhi Wasa, dalam festival layang-layang di nilai berdasarkan keahlian orang yang menerbangkannya serta ketahanan layangan ini saat berada di udara.


3. Layangan Janggan 

Janggan merupakan layangan sakral yang merupakan salah satu layangan yang sangat dipercayai sebagai naga, atau sang penjaga kestabilan dunia. Menurut mitos, bumi ditopang oleh seekor kura-kura raksasa yang bernama Benawang Nala, serta bumi tersebut dikelilingi oleh tubuh seekor naga yang bernama naga Basuki. Naga itulah yang diabadikan menjadi layangan janggan, janggan akan terlihat sangat menarik dengan hiasan ekornya yang bisa mencapai ratusan meter. Layangan Janggan adalah layang-layang adat Bali yang sangat sakral. Sebelum dan sesudah diterbangkan, layangan ini harus disucikan terlebih dahulu. Layangan Janggan dapat diartikan sebagai wahana dari Ida Betara Ratu Ayu Mas Anglayang sebagai perwujudan dari Ida Betara Siwa yang mengayomi serta memberikan kehidupan kepada seluruh masyarakat.

Jika kalian ingin melihat langsung layangan seperti diatas tadi, kalian bisa datang dan saksikan di perlombaan layangan di Bali, contohnya di Padang Galak, Gianyar, atau Mertasari, dan di tempat lomba-lomba layang lainnya. Terimakasih telah mengunjungi artikel ini, sekurang lebihnya saya minta maaf.

3 comments:

  1. wow mantap tuh !!! ngomong ngomong mertasari itu dimana ya???

    ReplyDelete
  2. keren om,,, layangannya bagus

    Perkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Apakah Anda berencana untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?
    Jika ya, silahkan kunjungi website kami http://kbagi.com/ untuk info selengkapnya.
    Di sana anda bisa dengan bebas share dan mendowload foto-foto keluarga dan trip, music, video, filem dll dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)

    ReplyDelete

PERHATIAN!!!

SYARAT KOMENTAR :
- Tidak menambahkan link di kolom komentar !.
- Berkomentarlah dengan kata-kata yang baik dan sopan !.
- Berkomentarlah sesuai topik !.